Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Karena Sahabat Adalah Pelarian Terbaik

Hari ini saya memulai pagi dengan cerita salah kirim chat.
Karena Sahabat Adalah Pelarian Terbaik

"Aku kosong jam 3, soalnya setelah ngajar mau pergi maulid dulu."

Seharusnya pesan itu saya kirimkan ke grup sahabat dekat yang anggotanya cuma 3 orang, demi merespon ajakan ngumpul hari ini.

Ternyata, itu pesan malah kekirim ke grup lainnya dengan jumlah anggota 50an. Dimana sebelumnya sedang ada pembicaraan super duper serius disana, perkara hajat hidup para guru.

Ialah Grup WA sekolah, dimana saya mengajar

Taunya malah beberapa jam kemudian. Saat beberapa anggota sudah pada gaduh di grup; ngapain lagi kalau bukan ngetawain saya. 

"Kak Share loc kak, dimana posisi maulid." goda mereka, pengen ikutan makan enak.
Akhirnya satu grup tau saya mau pergi undangan Maulid. Berasa jadi Artis.

Eh, Pas siangnya malah hujan saudara-saudara.

Padahal saya belum makan dari pagi. Bahkan saya sudah membayangkan bagaimana nikmat dan lezatnya jamuan Keunduri, sejak dari kemarin.

Ya Tuhan, begini amat nasib.

Syukurlah saat buka kulkas masih ada sambal cumi (buatan si teman dekat Nora Mucoet ) yang saya beli kemarin

Ya Tuhan, ternyata nikmatnya lebih dari jamuan Maulid. Saya makan tiga kali nambah.
Satu porsi karena lapar.
Satu porsi karena enak.

Satu porsi karena malu; satu grup udah tau saya mau pergi maulid, malah akhirnya zonk.
Karena gagal pergi maulid, saya bilang sama pacar sebelum beliau keluar rumah, "Bang, tu tar sore belikan sesuatu, sebagai ganti rugi."

Ditungguin sampe sore, eh, yang dibeli cuma kentang goreng. Makanan seleranya anak-anak. Mentang-mentang istrinya udah gendut, tega nian kau Zainuddin.

Udah maulid gagal, ngumpul gagal, request jajanan gagal, maka malamnya saya coba lagi teror di WA. "Belikan bakso ya!"

Trus dijawab si pacar, kalau ia lagi rapat maulid dulu di Meunasah.

Setia dong saya, nungguin bakso.

Eh pulang-pulang udah setengah sebelas, dengan tanpa wajah berdosa berkata, "Baru siap rapat jam segini, mana ada lagi baksonya."

Saat si pacar lihat perubahan ekspresi wajah saya, yang mendadak mirip Laudya Cintya Belasungkawa, langsung mulai tawarin beli jajanan lainnya, macam-macam pokoknya. Padahal sepeda motor udah dimasukkan ke garasi.

"Abang beliin Mie rebus mau?" tanyanya dengan perasaan bersalah.

"Gak usah!" Jawab saya mirip artis film horor, lalu bergegas ke dapur demi mencari sahabat saya (dalam wujud masakannya)

Ya, untung ada sahabat saya yang pande buat sambal cumi. Kalau gak, mungkin malam ini sudah ada seorang lelaki yang tidur diluar, atau seorang perempuan yang sedang bungkus baju 

Sumber: Facebook Safrina Syams