Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Kue jadul dan Kue Kekinian

Entah mimpi apa saya minggu lalu, hingga tiba-tiba dua Miss Lamlagang berkata ingin menyambangi rumah kami di Lampeuneurut. Salah satunya adek leting saya di Aliyah, satunya lagi MUA hits se alam semesta.

Tentu saya tidak akan di make over, karena usiapun sudah hampir game over. Dua mahluk ini mau jenguk anak kami yang baru launching, Ali ... tapi bukan Bin Abi Thalib.

Sebut saja salah satu perempuan manis itu namanya Yolanda. Bukan Yoldia, Yolmereka, apalagi Yolsaya. Dan yang satu lagi namanya Dini. Saya lupa nama lengkapnya. Apakah: Dini Aminarti, Pernikahan Dini, atau Dini Hari Pukul Dua Pagi.

Sehari sebelumnya Yola sudah saya ingatkan bahwa jangan bawa kado apapun. Mengingat ini kelahiran anak laki-laki ke tiga, sudah pasti baju lungsuran abangnya masih banyak dan layak pakai.

Bukan saya tak mau baju baru buat anak, bukan! Tapi lemari kami udah gak muat. Kecuali nih ya ... yang mau kasih kado baju baru, mau kasih kado lemari baru juga sekalian.
Setelah saya larang dia nanya lagi, saya suka makanan apa.

Saya jawab jangan bawa apapun. Karena memang semua anak-anak saya perutnya manja sedikit saat masih bayi. Kuah bersantan saja saya gak berani makan. Everyday kuah air mata ibu.

Tapi Yola terus saja merongrong saya dengan banyak pertanyaan, pengen dibawakan apa. Akhirnya saya jawab.

"Bawa kue kabin saja! Itu sudah pasti berguna."

Bagi ibu menyusui seperti saya, kue sejuta umat ini adalah penyelamat yang jasanya tiada tara. Bisa jadi pengganjal perut saat belum masuk waktu makan.

Terlebih kuenya aman, tanpa micin, tanpa manis berlebihan, alias tidak punya efek samping. Kalau efek depan, atau efek belakang, itu belum saya kaji lebih jauh.

Saya kira mungkin dia tidak akan meladeni permintaan aneh saya. Lalu siapa sangka, hari itu dia datang ke rumah sudah seperti sales roti kabin merk Hatari.

Lihatlah seperti tertera di foto!

Mulai dari kabin rasa original, rasa margarin, hingga rasa kelapa, dia borong semua.
Untungnya Hatari tak memproduksi kabin rasa-rasa aneh, seperti varian rasa yang dulu pernah ada, atau kabin rasa Sayange, rasa sayang-sayange, e lihat dari jauh rasa sayang-sayange ... (Gak usah sambil nyanyi juga bacanya)

Tak hanya itu.

Yolanda bawa dua kotak kue lain sekaligus. Buatan tangannya sendiri. ( Karena kalau tangan saya pasti gak mungkin, terlalu sibuk buka Facebook. )

Ya Tuhan ... baiknya dua warga Lamlagang ini, hingga layak dinobatkan sebagai calon Keuchik periode selanjutnya.

Satu kotak berisi kue varian coklat dengan taburan keju berlimpah kasih sayang. Kotak satunya lagi berisi puding dengan vla coklat.

Masya Allah, rasanya ....

Apalagi Yola buatnya low sugar. Jadinya, enak banget.

Kalau puding, rasa taro juaranya sih.
***
Dibandingkan akun IG Dini yang sampai 20 ribuan follower, jelas postingan saya di FB ini akan kalah viewer. Tapi setidaknya saya hanya ingin mengapresiasi Yola.
Bahwa dia hebat.

Dengan usia yang bahkan belum menginjak kepala tiga, ia sudah melalui begitu banyak hal dalam hidup yang bahkan mungkin saya --yang lebih tua-- ini belum tentu bisa melaluinya.
Saya mengenalnya sepuluhan tahun lalu. Saat dia masih jadi salah satu kebanggaan sekolah. Dia santriwati yang unggul berbahasa Jepang, pada masanya.

Perempuan berkacamata ini lalu melanjutkan kuliahnya di Univ. Sumatera Utara, jurusan Bahasa Mandarin.

Namun takdir hidup membuatnya harus berhenti di tengah jalan, karena harus pindah ke Jakarta. Yola memilih menikah muda, dan mengubur sejenak mimpi-mimpinya. Mungkin sekarang sebagian orang menyalahkan keputusannya ini.

Tapi bukankah Tuhan punya rencana?

Kalau dia tidak menikah kala itu. Tidak akan ada Habib dan Hanan. Anak yang sangat ia cintai.

Sekalipun di kemudian hari, banyak hal menyakitkan yang harus terjadi. Dan Yola berhasil melaluinya. Berada dalam badai, hingga kemudian bisa keluar sambil berdiri dengan tegak, kini. Membesarkan anaknya seorang diri.

***
So,

Buat kalian semua yang mau pesan kue, boleh banget mampir ke akun Instagram atau WhatsApp tertera ya. Yola menerima pemesanan kue dalam partai besar serta partai kecil. (Kalau partai lokal, belum tau )

Kita doakan semoga Yoolicius ini bisa menjadi tempat bagi Yola mengekspresikan serta mengupgrade diri. Semoga sukses menjadi usaha yang menyenangkan.
Dan pilihan makanan itu adakalanya perlu disesuaikan dengan suasana hati.
Kalau hidupmu masih kurang menantang, boleh pesan bakso mercon yang pedas.
Kalau hidupmu terasa sepi, boleh pesan rujak yang rame rasanya.
Dan bagi yang kadang memiliki hidup sedikit pahit. Bolehlah pesan dessert yang manis-manis.
Atau kalau mau yang lebih manis lagi. Silahkan makan janji caleg. Seperti yang dulu pernah bilang 1 juta /KK, misalnya.

Sumber: Facebook Safrina Syams