Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Saat Manusia Ingin Serba Praktis

Masih menjadi misteri, ketika semua hal praktis disuguhkan teknologi hadir mempermudah pekerjaan kita, nyatanya waktu kita tak cukup juga.

Praktis memang bukan semata-semata terkait efesiensi waktu, tapi juga tenaga dan biaya. Namun yang perlu kita pahami bahwa, tak semua hal yang praktis itu baik.
Contoh pada kasus junk food dan frozen food, Makanan siap saji yang praktis ini nyatanya adalah pemicu obesitas, dan penyakit lainnya.

Pada kasus skincare ( yang bisa memutihkan wajah dalam waktu singkat ), bahkan dokter sudah memperingatkan bahwa kenyataannya yang dilakukan racikan tersebut bukanlah memutihkan secara alami, melainkan dengan menipiskan lapisan kulit wajah. Hingga suatu saat pelindung alami yang Tuhan berikan, akan rusak bila pemutih itu terus digunakan dalam waktu panjang.

Atau pada kasus orang ingin langsing atau sehat dengan cara instan. Bahwa nyatanya obat yang mereka minum gak akan tahan lama, punya efek ke ginjal pula bila diminum terus menerus.

( Ya setidaknya saat mereka gak mau olahraga dan diet, namun ingin langsing dengan ritual minum obat, masih jauh lebih baik dibandingkan saya yang ingin langsing .... dengan ritual makan mie bersama nasi sekaligus. ) 

Tentang praktis, beberapa tahun belakangan sedang trend mendapatkan uang dengan cara praktis.

Bukan, bukan dengan pakai pesugihan apalagi pelihara tuyul! ( Tenang, saya sudah taubat ) 
Trading kini menjadi trend bagi anak muda dalam mencari uang, tanpa perlu banyak mengeluarkan keringat. Bisa main trading saham atau Forex.

Banyak bermunculan anak muda yang tajir melintir lantaran bermain di sektor ini. Dalam pasar keuangan, trading mengacu pada pembelian dan penjualan sekuritas yang mampu menghasilkan uang dalam jumlah besar.

( Gaya banget rakyat jelata ngomonging trading, sekuritas, padahal odol aja harus dilipat-lipat, ditekan-tekan dulu biar keluar ) 

Tentang trading.

Hari ini saya melihat bagaimana terbongkarnya 'permainan curang' dibalik kesuksesan para trader. Bahwa ada dari mereka yang sukses, ternyata hanya affiliator yang meraih keuntungan dari anggota yang loss. Alias, bersenang-senang atas kerugian member dibawah.

Bisa jadi ini tak berlaku untuk semua jenis trading. Saya juga kurang paham spesifikasinya tadi, boleh cek ke Lambe Turah biar akurat.

Yang diekspose selama ini hanyalah mereka yang sukses di trading mobil mewah, rumah besar, tas branded, dsb. Yang tidak di ekspose adalah berapa banyak orang rugi dan jatuh miskin, akibat 'main-main' dengan trading.

Semua orang ingin praktis, tak terkecuali mendapatkan uang.

Saat ada yang mengajak untuk join bisnis yang bisa menghasilkan uang dengan gampang, praktis, instan, tanpa kerja keras, semua pasti tertarik.

Selain permainan trading, kita juga punya contoh serupa pada beberapa MLM. (Ingat, saya bilang 'beberapa' bukan semua. Harap jangan baper.)

Skema piramida yang digunakan pada beberapa MLM pada akhirnya hanya akan menyukseskan orang yang lebih dulu bergabung (yang berhasil menggait lebih banyak anggota), mereka tinggal mengambil keuntungan dari anggota-anggota dibawahnya.

Jangan heran, kalau lihat pencapaian milyaran rupiah atau mobil mewah. Mereka menggunakan sistem piramida; menggunakan kaki-kaki member dibawahnya, untuk naik ke puncak.

Jangan tanyakan nasib member paling bawah terinjak ( yang tak mendapatkannya keuntungan apapun), jumlahnya sangat banyak, namun tak diekspose.
Skema piramida ini jelas haram, dikajian ustaz Abdul Somad, Ustadz Adi Hidayat, telah disebutkan. 

****
"Bisnis santai, praktis, gampang dapat uang."

Demikian slogan teknik marketing saat ini digaungkan oleh banyak bisnis, agar orang cepat kaya tanpa susah payah.

Tidak ada salahnya dapat uang praktis, sejauh itu halal, tak menzalimi orang lain. Berusaha hindari syubhat.

Yang perlu kita ingat, Allah menghargai setiap jerih payah hambaNya. Tuhan menghargai proses kita yang "tak mudah".

Karena saya sudah menyaksikan sendiri bagaimana berkahnya uang orang-orang yang menafkahi anaknya dengan keringat benar-benar tak merugikan orang lain.
Di sekolah saya mengajar, anak seorang tukang, anak seorang penjual ikan, telah menjadi orang sukses dunia akhirat. Para orang tua ini tak bisa mencari uang dengan cara praktis, seperti para trader.

Sementara itu tak jarang saya melihat pejabat, orang kaya yang mendapatkan uang dengan 'gampang', malah Tuhan ambil kembali uangnya dengan cara tak terduga, dirugikan oleh anak kebanyakannya.

Ini bukan ajakan agar menjadi buruh, tukang, atau penjual ikan keliling, bukan.

Ini hanya ajakan agar kita memahami bahwa Tuhan pasti menghargai jerih payah hambaNya. Jadi tak perlu berkecil hati bila tidak bisa mendapatkan uang dengan cara gampang. Karena semua tetes keringat kita akan Tuhan bayar sepadan.

Walau tidak dengan nominal banyak, bisa jadi dalam bentuk keberkahan, kesehatan, waktu lapang, hingga buah hati yang menjadi qurrata a'yun bagi orang tuanya.

Mari bersama-sama, bijaklah memilah hal praktis.

Semua bisa saja menawarkan kepraktisan, namun faktanya tak semudah itu.
Saya sudah merasakan sendiri, saat dulu membaca buku praktis seperti; Mahir Berbahasa Inggris 24 jam.

Lalu kenyataaannya?

Sudah empat tahun kuliah, Bahasa Inggris saya gak juga mahir.

Keunong peungeut udep-udep

Sumber: Facebook Safrina Syams