Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Tentang Seseorang

Pertama sekali saya mengenal abang ini, sekitar 15 tahun lalu, saat bergabung di sebuah organisasi kepenulisan.
Tentang Seseorang

Berhubung populasi lelaki di organisasi ini termasuk langka, jadi dengan mudah kami bisa mengingat nama-nama mereka. Karena tak perlu menggunakan kesemua jari tangan, untuk menghitung jumlah lelaki disana.

Dulu saya gak PD-an menulis, karena insecure bila membandingkan diri dengan anggota lainnya. Ada yang sudah bolak-balik masuk majalah Annida, ada yang langganan di Serambi Indonesia, bahkan masuk Jakarta Post dan Tempo.

Sedangkan saya?

Sampe sekarang aja gak pernah masuk kemana-kemana. Saya rasa ini patut dibanggakan. Kalau di Award-Award gitu sepertinya saya layak masuk nominasi "artis pendatang lama, tanpa prestasi."

Nah, satu hari kami disuruh buat tulisan ringan sama abang mentor ini. Semua anggota harus bikin tulisan receh yang nanti harus dipaparkan di depan teman-temannya lain. Judulnya "Botak itu indah."

Gak jelas emang judulnya, sama kayak yang nyuruh. 

Saat itu untuk pertama kalinya akhirnya tulisan saya dapat apresiasi dari senior. Pemaparan saya dibilang paling menarik kala itu.

"Ternyata, Icap kelebihannya di menulis tulisan ringan." ucap mantan penyiar radio Nikoya FM ini.

Dan akhirnya saya memang baru menyadari bahwa tebakan beliau benar. Sampai sekarang saya kurang dapat feel kalau nulis serius. Saya gak memiliki diksi-diksi yang cantik, seperti orang menulis prosa.

Saya suka hal-hal ringan, menyampaikan dengan cara santai, dan tak ingin membahas hal-hal berat. Prinsipnya: biar beban hidup saja yang berat, tulisan jangan.

Berhubung itu apresiasi pertama yang saya dapatkan di organisasi kepenulisan, bawaanya ingat terus. Padahal abang itu habis muji, mana-pun ingat lagi.

Karena yang ia ingat barangkali hanya Ukhtie diseberang sana. Bagaimana melamar Ukhtie itu segera. Wkwkkw

Bayangin jodoh abang ini emang unik. Di sekret asik silang pendapat aja kerjanya. Si kakak bawaanya serius banget, nah si abang ini bawaannya santai banget. Walau gak ada

Chemistry sama sekali yang terditeksi, tau-tau udah Ciemistri. ( Cieeee ... Suami Istri )
Bagi saya keduanya salah satu panutan dalam berumah tangga. Mereka punya ritme sendiri yang mungkin sedikit berbeda dari rumah tangganya kebanyakan.

Abang ini kerjanya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah membuat design grafis, seperti gambar cover, sticker, sketch, DLL. Tapi gak melayani orderan membuat uang palsu kok, tenang.

Selain itu beliau juga berkebun dan tetap menulis. Pokoknya tetap produktif dengan cara santai di rumah.

Sedangkan istrinya asik keliling gunung, sebagai abdi negara di lingkup Mahkamah Agung yang bertugas di lapangan.

Dengan pola yang berbeda dari pasangan kebanyakan, namun yang saya lihat justru punya keasikan tersendiri.

Abang ini tak jarang terjun sendiri ke dapur, memasak untuk anak istri. Basicnya dulu juga pernah punya Cafee juga di Darussalam, jadi memasak bukan perkara sulit bagi baginya.
Kalau dikira-kira, bahaya juga punya kenalan macam ini. Takutnya kita malah gak bersyukur sama suami sendiri.

"Lihat tu, suami kakak itu aja bisa masak. Emang abang bisa masak apa?" tanya seorang istri mencemooh suaminya.

"Adek kalau mau abang masak, yaudah masuk sana ke dalam panci besar. Biar abang nyalain api." jawab sang suami sambil mempersiapkan kayu bakar.

Ah, gak jadilah. Takut endingnya horor kayak diatas.

Lelaki berdarah Aceh Besar (tapi tak bisa logat Aceh Besar) ini juga sering isi seminar publik speaking. Kemampuannya berbicara di depan umum, sudah teruji kok. Itu istri beliau buktinya.

Kalau gak pande public speaking feat private speaking mana mungkin berakhir di pelaminan, sampe punya anak 3. Ya gak? Ya dong!

Oia. Abang ini juga sedang membangun sebuah kedai kopi di Takengon, benar-benar 'dibangun sendiri' dalam makna sebenarnya. Multi talenta sekali memang sarjana pertanian ini. Jadi penulis, trainer, petani, politikus, chef, designer grafis, bahkan sampe tukangpun bisa.

Kalian nona-nona yang masih lajang, pengen suami begini satu? Coba tanya istri abang ini, apa ada perlu adik madu? 
Nanti kalau kalian Aceh Tengah, mampir lah ke kede kopi beliau. Waktu mau bayar, sebut saja nama saya tiga kali.

Pasti langsung dikasih murah!

Tapi setelah cuci piring kotor terlebih dulu.

Sumber: Facebook Safrina Syams