Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Dayang Sumbi Dan Seribu Mesin ATM

Saya memasuki sebuah Bank, disambut oleh seorang Satpam yang berjaga di pintu masuknya. Masih muda sekali.
Dayang Sumbi Dan Seribu Mesin ATM

"Ada yang bisa kami bantu, Dek?"

Karena ia memanggil saya "Dek", saya harus tahu berterima kasih, jadi memanggilnya dengan sebutan "Bang".

"Begini, Bang, Saya mau melapor bahwa, kartu ATM saya tertelan mesin sore kemarin."

Saya menjelaskan lokasi mesin ATM dan waktu terjadinya peristiwa penelanan itu.

"Baik, silakan ambil nomor antreannya, Dek. Mohon tunggu di sana, ya!" Satpam itu menyerahkan nomor antrean yang telah diambilnya kepada saya dan mengantar saya ke kursi tunggu.

Sambil menunggu CS melayani nasabah lain, saya membuka media sosial. Ia masih berdiri di dekat saya.

"Tinggal di mana, Dek?"

"Balohan, Bang."

"Kok bisa tertelan kartunya di ATM Kota Bawah?"

Pertanyaan macam apa itu?

"Ya, bisa aja, kan? Untung ngga tertelan di Singkil ya, Bang?"

"Hahahaha"

Selesai dilayani CS, saya kembali beranjak pulang. Satpam itu dengan sigap membukakakan pintu untuk saya. Ia juga keluar Bank di belakang saya.

"Bagaimana kartu ATM-nya, Dek?" Ia bertanya.

"Katanya pihak Bank akan mengambil kembali, dua hari lagi saya disuruh balik ke sini."

"Oh, baiklah. Sampai jumpa dua hari lagi."

Saya menelpon suami minta dijemput. Ia berpesan setelah mengantar saya tadi, kabari ia jika urusan sudah selesai.

Satpam itu masih berdiri di luar ketika suami saya tiba. Alangkah terkejutnya saya melihat keakraban keduanya. Ia tampak sangat takzim kepada suami saya.

Seperjalanan pulang, diatas sepeda motor saya bertanya perihal Satpam tadi.

"Dia itu murid Abang dulu waktu SMP", jawab suami saya.

.

.

.

Dan, dua hari lagi kita akan bertemu lagi, Pak Satpam. Jangan sampai Kau bertindak lebih jauh. Kalau tidak, saya akan memintamu membuatkan seribu mesin ATM dalam satu malam, seperti Dayang Sumbi yang meminta dibuatkan seribu Candi oleh Sangkuriang. Tentu saja Kau akan sangat kualahan menyelesaikan megaproyek itu, mengingat APBD Sabang jelang akhir tahun ini sangat minus. Bahkan beberapa cek yang sudah masuk daftar amprahan, tidak jadi dicairkan.

Sumber: Facebook Ismi Marnizar